Pendidikan
by F.anidar on Nov.22, 2009, under
WAJAH BURUK PENDIDIKAN INDONESIA
Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara di dunia. Salah satu faktor yang mendukung bagi kemajuan adalah pendidikan. Begitu pentingnya pendidikan, sehingga suatu bangsa dapat diukur apakah bangsa itu maju atau mundur, sebab pendidikan merupakan proses mencetak generasi penerus bangsa. Apabila output dari proses pendidikan ini gagal maka sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan. Bagi suatu bangsa yang ingin maju, pendidik harus dipandang sebagai sebuah kebutuhan sama halnya dengan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Seperti sandang, pangan, dan papan, Namun, sangat miris rasanya melihat kondisi pendidikan di Indonesia saat ini. Berbagai masalahpun timbul, mulai dari sarana yang tidak memadai, membengkaknya anak putus sekolah, kurikulum yang gonta-ganti, ketidakprofesionalan para pendidik, sampai kepribadian peserta didik yang jauh dari yang diharapkan.
Bila
dilihat dari segi kualitas pendidikan kita, menurut penelitian Human
Development Indeks (HDI) tahun 2004, Indonesia berada di urutan ke 111
dari 175 negara. Begitupun menurut majalah Asia Week yang melakukan
penelitian terhadap Universitas terbaik di Asia, dalam majalah ini
disebutkan bahwa tidak satupun Perguruan tinggi di Indonesia masuk dalam
20 terbaik. UI berada di peringkat 61 untuk
kategori universitas multidisiplin, UGM diperingkat 68, UNDIP
diperingkat 77, Unair diperingkat 75, sedangkan ITB diperingkat 21 untuk
universitas sains dan teknologi, kalah dibandingkan universitas
nasional sains dan teknologi Pakistan. Selain itu dilihat dari
kepribadian perilaku pelajar kita, tidak sedikit dari mereka yang
tawuran antar sekolah atau antar perguruan tinggi, penyalahgunaan
narkoba, pergaulan bebas, ataupun perilaku mereka yang sudah tergolong
dalam tindak kriminal. Seperti geng motor yang kebanyakan anggotanya
masih berstatus pelajar.
Beginilah wajah buruk pendidikan kita, setidaknya bila kita cermati terdapat dua faktor yang
mempengaruhi gagalnya pendidikan yang berlaku di Indonesia. Pertama,
paradigma pendidikan nasional. Kedua, mahalnya biaya pendidikan. Diakui
atau tidak sistem pendidikan yang berlaku saat ini adalah sistem
pendidikan yang memisahkan peranan agama dari kehidupan. Hal ini dapat
terlihat antara lain pada UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Bab ke VI
tentang jalur jenjang dan jenis pendidikan bagian kesatu (umum) pasal 15
yang berbunyi “Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan,
akademik, profesi, advokasi, keagamaan, dan khusus. Adanya pembagian
pendidikan umum dan keagamaan yang terdapat pada pasal tersebut
memberikan gambaran bahwasanya pendidikan kita memang dikotomi.
Pendikotomian pendidikan melalui kelembagaan dapat terlihat dari
pendidikan agama terdapat pada madrasah-madrasah, institut agama, dan
pesantren. Dan lembaga-lembaga tersebut dikelola oleh Departemen Agama.
Sementara pendidikan umum melalui Sekolah Dasar, Sekolah Menengah,
Kejuruan, serta Perguruan Tinggi dikelola oleh Departemen Pendidikan
Nasional. Sistem pendidikan seperti ini tentu saja tidak akan melahirkan
peserta didik ayang memiliki kemamapuan menjawab tantangan perkembangan
melalui penguasaan sains dan teknologi sekaligus juga memiliki
kepribadian berupa perilaku yang mulia. Padahal tujuan pendidikan
nasional sendiri adalah untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Saat ini mungkin
tidak sedikit dari output peserta didik kita yang berhasil menguasai
sains dan teknologi melalui pendidikan umum, namun tidak sedikit
diantara mereka yang kurang memiliki kepribadian yang mulia. Apalagi
saat ini ukuran kelulusan peserta didik hanya dinilai dari Ujian
Nasional (UN) saja, artinya para peserta didik hanya ditujukan untuk
menguasai materi saja tanpa nilai spiritualnya. Disisi lain, mereka yang
belajar di pendidikan agama memang menguasai ilmu agama dan secara
relatif memiliki kepribadian baik, tapi tidak sedikit diantara mereka
yang buta terhadap perkembangan sains dan teknologi. Akhirnya,
sektor-sektor modern seperti perdagangan, industri, jasa dan lain-lain
diisi oleh orang yang relatif awam terhadap agama.
Permasalahan
mengenai biaya pendidikan pun ikut menambah buramnya kualitas
pendidikan kita. Di zaman sekarang memang untuk memperoleh pendidikan
yang berkualitas baik harus menelan biaya yang tidak sedikit. Masyarakat
yang kurang mampu menyekolahkan anaknya di sekolah yang kualitas
pendidikannya bagus terpaksa hanya mendapatkan di sekolah yang terbatas
sarana dan prasarananya. Di daerah-daerah banyak sekolah yang kurang
berfungsi dengan baik, diantaranya kerusakan bangunan, sarana terbatas,
namun dengan kondisi tersebut mereka tidak putus semangat untuk tetap
terus belajar walaupun dengan fasilitas seadanya. Tidak dipungkiri bahwa
tiap tahunnya, setiap jenjang pendidikan terus mengalami kenaikan biaya
pendidikan, akibatnya banyak diantara mereka yang putus sekolah, atau
bahkan tidak sekolah karena terhalang masalah biaya. Bagaimana mungkin
tetap mencapai tujuan nasioanal yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa ?!
Memperoleh pendidikan pun sulit untuk diperoleh !
Oleh
karena itu, perlu adanya penyelesaian problem pendidikan secara
mendasar yaitu dengan melakukan perbaikan secara menyeluruh mulai dari
merubah paradigma pendidikan nasional yang memisahkan pendidikan umum
dengan pendidikan agama, menjadikan peranan agama sebagai landasan dalam
proses pendidikan. Pendidikan agama tidak hanya diberikan satu kali
dalam seminggu tapi juga harus dijadikan dasar atau landasan bagi mata
pelajaran lainnya, sehingga akan melahirkan peserta didik yang tidak
hanya menguasai sains dan teknologi tapi juga memiliki akhlak yang baik.
Selain itu juga untuk mengatasi komersialisasi pendidikan diperlukan
peranan negara dalam hal ini pemerintah untuk melakukan upaya yang
sistematis merubah paradigma pendidikan yang komersial dengan
menyediakan sarana dan sarana pendidikan yang memadai, bermutu tinggi,
dengan biaya yang dapat terjangkau oleh semua lapisan masyarakat tanpa
ada perbedaan berdasarkan kualitas pendidikan ditentukan oleh berapa
besar biaya pendididkan yang dikeluarkan. Peran serta pemerintah ini
sebenarnya sebagai bagian dari pelayanan terhadap masyarakat dalam hal
mencapai tujuan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan
demikian dari perubahan tersebut akan melahirkan peserta didik yang
berkualitas sehingga mampu memegang peranannya sebagai generasi penerus
bangsa yang akan membawa pada kemajuan.
Beberapa
tahun ini, dunia pendidikan di Indonesia sedang gencar dalam
meningkatkan “mutu pendidikan” yang diukur dengan lulus tidaknya seorang
siswa dalam menghadapi Ujian Nasional (UN). Sehingga diharapkan
menghasilkan lulusan yang berkualitas untuk mendongkrak kesuksesan di
masa depan. Akan tetapi, kelulusan tidak diputuskan oleh sekolah yang
bersangkutan melainkan ditetapkan oleh pemerintah dan diukur dengan
standar nilai yang telah ditentukan.
UN, Salah Siapa?
Dengan
adanya peraturan yang seperti itu, maka seorang siswa divonis lulus
jika nilai yang dihasilkan dalam Ujian Nasional (UN) memenuhi standar
nilai yang telah ditentukan oleh pemerintah. Lalu apa artinya belajar
sekian tahun di sekolah, jika yang menentukan kelulusan hanya Ujian
Nasional (UN) yang hanya terdiri dari beberapa mata pelajaran saja. Tapi
apa gunanya kita mempermasalahkan keputusan pemerintah ini, toh peraturan
ini telah dilaksanakan dalam beberapa tahun ini. Tapi, apa yang terjadi
dibalik Ujian Nasional (UN)? Dari tahun ke tahun selalu saja ada
kontroversi yang terjadi dalam pelaksanaan Ujian Nasional (UN), dan
kejadiannya pun bermacam-macam.
Pertama,
banyaknya siswa yang tidak lulus. Kontroversi ini lebih terasa di
tingkat SMA. Dalam kejadian ini siswa merasa di rugikan dengan adanya
peraturan pemerintah tentang Ujian Nasional (UN) melalui standarisasi
nilai yang telah ditetapkan. Siswa merasa pemerintah tidak
adil, karena perjuangan siswa selama 3 tahun belajar di sekolah hanya
dinilai dengan beberapa mata pelajaran yang diujinasionalkan. Yang
ironisnya, dari sekian banyak siswa yang tidak lulus itu, ternyata ada
pula siswa yang kesehariannya berprestasi di sekolah termasuk ke dalam
golongan siswa yang tidak lulus. Padahal siswa tersebut telah dipastikan
dapat menempuh Ujian Nasional (UN) dengan nilai yang sangat memuaskan.
Tapi kenyataan berkata lain, sungguh menyedihkan.
Kedua,
adanya kecurangan dalam pelaksanaan Ujian Nasional (UN). Dengan adanya
kontroversi yang pertama, intansi sekolah merasa takut dan pesimis
terhadap kemampuan para siswanya. Dengan itu sekolah pun berupaya agar
para siswanya 100% lulus, tapi sayang jalan yang ditempuh oleh beberapa
intansi sekolah sangatlah tidak sportif, yaitu dengan cara membantu
siswa dalam mengisi jawaban soal Ujian Nasional (UN) dengan memberikan
jawaban soal kepada siswa. Yang anehnya, mengapa soal Ujian Nasional
(UN) dapat dengan mudah jatuh ke tangan beberapa intansi sekolah.
Padahal soal-soal tersebut telah dijaga dengan seaman mungkin, tapi
tetap saja itu tidak menjamin.
Ketiga,
dengan adanya kontroversi yang kedua, menjadi pemicu bagi siswa untuk
berleha-leha dalam menghadapi Ujian Nasional (UN) karena siswa
berpikiran pasti dibantu oleh sekolahnya toh
tidak ada intansi sekolah yang menginginkan siswanya tidak lulus. Dengan
demikian, apakah semua ini yang disebut meningkatkan “mutu pendidikan”?
MyBlog List
My Blog List
My Blog List
Thanks!!
About Us
Total Pageviews
Under Construction
Text4
-
Seorang peneliti dari Sophos mengingatkan perihal adanya virus trojan yang mengancam para pengguna Mozilla Firefox. Peneliti tersebut men...
-
Google kini benar-benar menjadi perusahaan yang menjadi impian para pencari kerja. Selain dinobatkan sebagai perusahaan teknologi terbesa...
-
Banyak perusahaan yang berkomentar negatif ketika Microsoft memperkenalkan tablet Surface miliknya. Yang paling sering ngomel adalah CEO ...
-
PC mini atau barebone memang sudah umum, tapi kali ini Intel si produsen prosesor ikut-ikutan membuat Kit PC mini bernama NUC di mana kep...
Under Construction
My Buttons....
Poll
Blog Archive
-
▼
2012
(7)
-
▼
November
(7)
- PC Mini Intel bernama NUC (Next Unit of Computing)...
- Saingi Microsoft Surface, Asus Potong Harga VivoTa...
- Hacker Android Demonstrasikan Cara Baru Ngehack Ha...
- Mozilla Firefox Palsu Muncul Berisi Virus Trojan y...
- Microsoft Mengungkap Indonesia adalah Negara Diman...
- Samsung dan Apple masih Kuasai Pasaran Smartphone ...
- Google Terpilih Menjadi Tempat Bekerja Terbaik Ked...
-
▼
November
(7)
About Me
About
About
Blogger news
Blogroll
Banner
Blogger templates
Banner
Subscribe To




Banner
Diberdayakan oleh Blogger.
Popular Posts
-
Seorang peneliti dari Sophos mengingatkan perihal adanya virus trojan yang mengancam para pengguna Mozilla Firefox. Peneliti tersebut men...
-
Google kini benar-benar menjadi perusahaan yang menjadi impian para pencari kerja. Selain dinobatkan sebagai perusahaan teknologi terbesa...
-
Banyak perusahaan yang berkomentar negatif ketika Microsoft memperkenalkan tablet Surface miliknya. Yang paling sering ngomel adalah CEO ...
-
PC mini atau barebone memang sudah umum, tapi kali ini Intel si produsen prosesor ikut-ikutan membuat Kit PC mini bernama NUC di mana kep...
Pesquisar este blog
Popular Posts
-
Seorang peneliti dari Sophos mengingatkan perihal adanya virus trojan yang mengancam para pengguna Mozilla Firefox. Peneliti tersebut men...
-
Google kini benar-benar menjadi perusahaan yang menjadi impian para pencari kerja. Selain dinobatkan sebagai perusahaan teknologi terbesa...
-
Banyak perusahaan yang berkomentar negatif ketika Microsoft memperkenalkan tablet Surface miliknya. Yang paling sering ngomel adalah CEO ...
-
PC mini atau barebone memang sudah umum, tapi kali ini Intel si produsen prosesor ikut-ikutan membuat Kit PC mini bernama NUC di mana kep...
Popular Posts
-
Seorang peneliti dari Sophos mengingatkan perihal adanya virus trojan yang mengancam para pengguna Mozilla Firefox. Peneliti tersebut men...
-
Google kini benar-benar menjadi perusahaan yang menjadi impian para pencari kerja. Selain dinobatkan sebagai perusahaan teknologi terbesa...
-
Banyak perusahaan yang berkomentar negatif ketika Microsoft memperkenalkan tablet Surface miliknya. Yang paling sering ngomel adalah CEO ...
-
PC mini atau barebone memang sudah umum, tapi kali ini Intel si produsen prosesor ikut-ikutan membuat Kit PC mini bernama NUC di mana kep...
Popular Posts
-
Seorang peneliti dari Sophos mengingatkan perihal adanya virus trojan yang mengancam para pengguna Mozilla Firefox. Peneliti tersebut men...
-
Google kini benar-benar menjadi perusahaan yang menjadi impian para pencari kerja. Selain dinobatkan sebagai perusahaan teknologi terbesa...
-
Banyak perusahaan yang berkomentar negatif ketika Microsoft memperkenalkan tablet Surface miliknya. Yang paling sering ngomel adalah CEO ...
-
PC mini atau barebone memang sudah umum, tapi kali ini Intel si produsen prosesor ikut-ikutan membuat Kit PC mini bernama NUC di mana kep...
Followers
Blog Archive
-
▼
2012
(7)
-
▼
November
(7)
- PC Mini Intel bernama NUC (Next Unit of Computing)...
- Saingi Microsoft Surface, Asus Potong Harga VivoTa...
- Hacker Android Demonstrasikan Cara Baru Ngehack Ha...
- Mozilla Firefox Palsu Muncul Berisi Virus Trojan y...
- Microsoft Mengungkap Indonesia adalah Negara Diman...
- Samsung dan Apple masih Kuasai Pasaran Smartphone ...
- Google Terpilih Menjadi Tempat Bekerja Terbaik Ked...
-
▼
November
(7)
0 komentar